Tuesday, June 20, 2017

Metode Network Planning

1. Metode Penjadwalan dengan Metode Network Planning

Network Planning diperkenalkan pada tahun 1950-an oleh tim perusahaan Du Pont dan Rand Corporation untuk mengembangkan system control manajemen. Metode ini dikembangkan untuk mengendalikan sejumlah besar kegiatan yang memiliki ketergantungan yang kompleks. Metode ini relative lebih sulit, hubungan antar kegiatan jelas dan dapat memperlihatkan kegiatan kritis. Dari informasi Network Planninglah monitoring serta tindakan koreksi kemudian dapat dilakukan, yakni dengan memperbaharui Jadwal. Akan tetapi, metode ini perlu dikombinasikan dengan metode lainnya agar lebih informative dan jelas.

1.1 Tahapan penyusunan Network Planning adalah:
  1. Melakukan inventarisasi kegiatan- kegiatan dari paket WBS berdasarkan pada item-item pekerjaan, lalu diberi kode-kode kegiatan untuk memudahkan identifikasi.
  2. Melakukan perkiraan durasi untuk setiap kegiatan dengan mempertimbangkan jenis pekerjaan, volume pekerjaan, jumlah sumber daya, lingkungan kerja, serta produktivitas pekerja.
  3. Penentuan logika ketergantungan antar kegiatan dilakukan dengan tiga kemungkinan hubungan, yaitu kegiatan yang mendahului (predecessor) dan kegiatan yang sesudahnya (successor) serta bebas.
  4. Perhitungan analisis waktu serta alokasi sumber daya, dilakukan setelah langkah-langkah di atas dilakukan dengan akurat dan teliti.

1.2 Manfaat daripada penerapan Network Planning adalah:
  1. Penggambaran logika hubungan antar kegiatan, membuat perencanaan proyek menjadi lebih terinci dan lebih detail.
  2. Dengan memperhitungkan dan mengetahui waktu terjadinya setiap kegiatan/kejadian yang ditimbulkan oleh satu atau beberapa kegiatan, kesukaran-kesukaran yang bakal timbul dapat diketahui jauh sebelum terjadi, sehingga tindakan pencegahan yang diperlukan dapat dilakukan.
  3. Dalam Network Planning dapat terlihat sangat jelas waktu penyelesaian yang ditunda atau harus disegerakan.
  4. Membantu dalam komunikasi hasil Network Planning yang ditampilkan.
  5. Memungkinkan dicapainya hasil proyek yang lebih ekonomis dari segi biaya langsung (Diret Cost) serta penggunaan sumber daya.
  6. Berguna untuk menyelesaikan klaim yang diakibatkan oleh keterlambatan dalam menentukan pembayaran  kemajuan pekerjaan, melakukan analysis Cashflow dan Pengendalian Biaya.
  7. Menyediakan kemampuan analisis untuk mencoba melakukan perubahan sebagian dari proses, lalu melakukan pengamatan dari efek terhadap proyek secara keseluruhan.
  8. Terdiri atas Metode Activity On Arrow dan Activity On Node atau biasa disebut dengan PDM (Precende Diagram Method).

 Activity On Arrow Diagram (AOA)










Gambar 1.0 Diagram AOA

1.3 Metode ini memiliki karakteristik sebagai berikut:
  1.   Diagram Network dibuat dengan menggunakan anak panah untuk menggambarkan kegiatan dan Node-nya menggambarkan peristiwa/event. Node pada permulaan anak panah ditentukan sebagai I-Node, sedangkan pada akhir anak panah ditentukan sebagai J-Node, hubungan keterkaitannya adalah Finish to Start
  2. Menggunakan perhitungan maju (forward pass) untuk memperoleh waktu mulai paling awal (EETi=Earliest Event Time Node-i) pada I-Node dan waktu mulai paling awal (EETj= Earliest Event Time Node j) pada Node J dari seluruh kegiatan, dengan mengambil nilai maksimumnya, begitu juga dengan nilai seperti dibawah ini:
a.      ES (Earliest Start) : Saat paling cepat untuk mulai kegiatan
b.      EF (Ealiest Finish): Saat paling cepat untuk akhir kegiatan

    3. Menggunakan perhitungan mundur (backward pass) untuk memperoleh waktu selesai paling  lambat (LETi= Latest Event Time node i) pada I node dan waktu selesai paling lambat (LETj = Latest Event Time node j) pada J node dari seluruh kegiatan, dengan mengambil nilai minimumnya,   begitu juga dengan nilai dibawah ini:
          a. LF (Latest Finish): Saat paling lambat untuk akhir kegiatan
          b. LS (Latest Start) : Saat paling lambat untuk mulai pekerjaan
    4.  Diantara 2 peristiwa tidak boleh ada dalam 2 kegiatan, sehingga untuk  menghindarinya digunakan kegiatan semu atau Dummy yang tidak mempunyai durasi.
     5.  Menggunakan CPM (Critical Path Method) atau Metode Lintasan Kritis, dimana pendekatan yang      dilakukan hanya menggunakan satu jenis durasi pada kegiatannya. Lintasan Kritis adalah Lintasan       dengan kumpulan kegiatannya yang memiliki TF (Total Float) = 0
    6. Float adalah batas toleransi keterlambatan suatu kegiatan yang dapat dimanfaatkan untuk otimalisasi waktu dan alokasi sumber daya.


1.4 Jenis-jenis Float adalah:
         1.      TF (Total Float)
a.      Waktu tenggang maksimum dimana suatu kegiatan boleh terlambat tanpa menunda waktu penyelesain proyek.
b.      Hal ini sangat menentukan lintasan kritis untuk mempercepat durasi proyek, bila nilai TF=0
c.      TFij=LETj-EETi – Durasi ij (Event oriented)

         2.  FF (Free Float)
a.      Waktu tenggang yang diperoleh dari saat paling awal peristiwa j dan saat paling awal peristiwa i dengan selesainya kegiatan tersebut
b.      Sanagt bermanfaat untuk alokasi sumber daya dan waktu dengan memindahkannya ke kegiatan lainnya ke kegiatan lain.
          3. IF (Independent Float)
a.   Waktu tenggang yang diperoleh dari saat paling awal peristiwa j dan saat paling lambat peristiwa j dengan selesainya kegiatan tersebut
b.    IFij = EETj – LETi - Durasi ij


No comments:

Post a Comment