1. Metode
Penjadwalan dengan Metode Network Planning
Network Planning diperkenalkan
pada tahun 1950-an oleh tim perusahaan Du Pont dan Rand Corporation untuk
mengembangkan system control manajemen. Metode ini dikembangkan untuk
mengendalikan sejumlah besar kegiatan yang memiliki ketergantungan yang
kompleks. Metode ini relative lebih sulit, hubungan antar kegiatan jelas dan
dapat memperlihatkan kegiatan kritis. Dari informasi Network Planninglah
monitoring serta tindakan koreksi kemudian dapat dilakukan, yakni dengan
memperbaharui Jadwal. Akan tetapi, metode ini perlu dikombinasikan dengan
metode lainnya agar lebih informative dan jelas.
1.1 Tahapan penyusunan Network
Planning adalah:
- Melakukan inventarisasi kegiatan- kegiatan dari paket WBS berdasarkan pada item-item pekerjaan, lalu diberi kode-kode kegiatan untuk memudahkan identifikasi.
- Melakukan perkiraan durasi untuk setiap kegiatan dengan mempertimbangkan jenis pekerjaan, volume pekerjaan, jumlah sumber daya, lingkungan kerja, serta produktivitas pekerja.
- Penentuan logika ketergantungan antar kegiatan dilakukan dengan tiga kemungkinan hubungan, yaitu kegiatan yang mendahului (predecessor) dan kegiatan yang sesudahnya (successor) serta bebas.
- Perhitungan analisis waktu serta alokasi sumber daya, dilakukan setelah langkah-langkah di atas dilakukan dengan akurat dan teliti.
1.2 Manfaat daripada penerapan
Network Planning adalah:
- Penggambaran logika hubungan antar kegiatan, membuat perencanaan proyek menjadi lebih terinci dan lebih detail.
- Dengan memperhitungkan dan mengetahui waktu terjadinya setiap kegiatan/kejadian yang ditimbulkan oleh satu atau beberapa kegiatan, kesukaran-kesukaran yang bakal timbul dapat diketahui jauh sebelum terjadi, sehingga tindakan pencegahan yang diperlukan dapat dilakukan.
- Dalam Network Planning dapat terlihat sangat jelas waktu penyelesaian yang ditunda atau harus disegerakan.
- Membantu dalam komunikasi hasil Network Planning yang ditampilkan.
- Memungkinkan dicapainya hasil proyek yang lebih ekonomis dari segi biaya langsung (Diret Cost) serta penggunaan sumber daya.
- Berguna untuk menyelesaikan klaim yang diakibatkan oleh keterlambatan dalam menentukan pembayaran kemajuan pekerjaan, melakukan analysis Cashflow dan Pengendalian Biaya.
- Menyediakan kemampuan analisis untuk mencoba melakukan perubahan sebagian dari proses, lalu melakukan pengamatan dari efek terhadap proyek secara keseluruhan.
- Terdiri atas Metode Activity On Arrow dan Activity On Node atau biasa disebut dengan PDM (Precende Diagram Method).
Gambar 1.0 Diagram AOA
1.3 Metode ini memiliki karakteristik
sebagai berikut:
- Diagram Network dibuat dengan menggunakan anak panah untuk menggambarkan kegiatan dan Node-nya menggambarkan peristiwa/event. Node pada permulaan anak panah ditentukan sebagai I-Node, sedangkan pada akhir anak panah ditentukan sebagai J-Node, hubungan keterkaitannya adalah Finish to Start
- Menggunakan perhitungan maju (forward pass) untuk memperoleh waktu mulai paling awal (EETi=Earliest Event Time Node-i) pada I-Node dan waktu mulai paling awal (EETj= Earliest Event Time Node j) pada Node J dari seluruh kegiatan, dengan mengambil nilai maksimumnya, begitu juga dengan nilai seperti dibawah ini:
a.
ES (Earliest Start) : Saat paling cepat untuk
mulai kegiatan
b.
EF (Ealiest Finish): Saat paling cepat untuk
akhir kegiatan
3. Menggunakan
perhitungan mundur (backward pass) untuk memperoleh waktu selesai paling lambat
(LETi= Latest Event Time node i) pada I node dan waktu selesai paling lambat
(LETj = Latest Event Time node j) pada J node dari seluruh kegiatan, dengan
mengambil nilai minimumnya, begitu juga dengan nilai dibawah ini:
a. LF (Latest Finish): Saat paling lambat untuk akhir kegiatan
b. LS (Latest Start) : Saat paling lambat untuk mulai pekerjaan
a. LF (Latest Finish): Saat paling lambat untuk akhir kegiatan
b. LS (Latest Start) : Saat paling lambat untuk mulai pekerjaan
4. Diantara
2 peristiwa tidak boleh ada dalam 2 kegiatan, sehingga untuk menghindarinya digunakan kegiatan semu atau
Dummy yang tidak mempunyai durasi.
5. Menggunakan
CPM (Critical Path Method) atau Metode Lintasan Kritis, dimana pendekatan yang dilakukan hanya menggunakan satu jenis durasi pada kegiatannya. Lintasan Kritis
adalah Lintasan dengan kumpulan kegiatannya yang memiliki TF (Total Float) = 0
6. Float
adalah batas toleransi keterlambatan suatu kegiatan yang dapat dimanfaatkan
untuk otimalisasi waktu dan alokasi sumber daya.
1.4 Jenis-jenis Float adalah:
1. TF
(Total Float)
a.
Waktu tenggang maksimum dimana suatu kegiatan
boleh terlambat tanpa menunda waktu penyelesain proyek.
b.
Hal ini sangat menentukan lintasan kritis untuk
mempercepat durasi proyek, bila nilai TF=0
c.
TFij=LETj-EETi – Durasi ij (Event oriented)
2. FF
(Free Float)
a.
Waktu tenggang yang diperoleh dari saat paling awal
peristiwa j dan saat paling awal peristiwa i dengan selesainya kegiatan
tersebut
b.
Sanagt bermanfaat untuk alokasi sumber daya dan
waktu dengan memindahkannya ke kegiatan lainnya ke kegiatan lain.
3. IF (Independent Float)
a. Waktu tenggang yang diperoleh dari saat paling
awal peristiwa j dan saat paling lambat peristiwa j dengan selesainya kegiatan
tersebut
b. IFij = EETj – LETi - Durasi ij
No comments:
Post a Comment